KETIKA
PREMAN JATUH CINTA
Cakka P.O.V
"Obiet..loe di panggil wali kelas tuh."
Untuk pertama
kali aku mendengar suaranya, suara seseorang yang membuat hatiku bergetar.
untuk pertama kali juga aku melihat sosoknya, sosok adik kelas yang sejak
berhadapan denganku membuat mata ini tak bisa lepas darinya. Ingin rasanya aku
berkenalan dengannya. Dengan rasa penasaran aku melihat name tag di bajunya,
Oik Cahya Ramadlani. Tapi pantaskah raga ini bersanding dengannya, jangankan
untuk bersanding. Untuk mengenali raga ini pun belum tentu dia menerima. Dia
berbeda dari semua gadis yang pernah aku kenal, dia terlihat cuek untuk masuk
ke wilayah ini. Apa dia tak sadar? Bahwa dia berada di kawasan preman sekolah,
akh semakin penasaran saja hati ini.
Sosoknya
berlalu begitu saja tanpa melihatku di sini yang memperhatikannya, aku segera
memanggil dayat.
"Dayat, lo tau siapa cewek yang
tadi manggil Obiet?"
"Oh, dia Oik. kenapa? lo naksir? gue
saranin lo jauhin dia deh, kita ini kan preman sekolah. mana mau dia deket sama
orang kaya kita, liat aja dia polos gitu."
"Berisik lo, gue bakal bakal
buktiin kalo gue bisa dapetin dia. Lo liat aja nanti.!”
“Okeh-okeh, tapi gue saranin jangan
sakitin dia nantinya.” Kata Dayat sambil lalu.
Keesokan harinya
Author P.O.V
Cakka dan
teman-temannya melewati koridor sekolah, tak ada yang berani menghalangi
langkahnya dimana pun dia berada. Cakka terkenal sebagai ketua preman di
sekolah, jangan kan untuk menyapanya untuk memandang pun tak ada yang berani.
Hari ini Cakka terlihat gelisah, sedari tadi dia seperti mencari sesuatu di
sekitarnya. Tentu saja hal ini membuat teman-temannya heran.
“Kka, lo
kenapa sih? Gue liat dari tadi lo kaya cari sesuatu.” Tanya Alvin
“Gue cari
orang, tapi gue nggak tau dia di kelas mana.”
“Jangan
bilang loe cari adik kelas yang kemaren berani masuk ke wilayah kita?” Sambung
Rio
“Kalian
bener, gue emang lagi cari dia. Tapi gue nggak tau dia di kelas mana, yang
jelas dia nggak jauh dari markas kita.”
“Hahaha...
Akhirnya, seorang Cakka bisa luluh juga sama cewek, adik kelas pula. Loe yakin
suka sama dia, Kka? Dia kan masih kecil, polos pula. Atau loe sekedar mau
maen-maen aja?” tudh Alvin.
“Loe gila,
mana tega gue maenin dia. Gue bener-bener suka sama dia. Tapi gue nggak tau
gimana caranya buat deketin dia. Ya udah lah, mending kita cabut ke markas
sebelum jam istirahat abis.”
Cakka
melanjutkan langkahnya menuju markasnya, tanpa dia sadari Alvin dan Rio
menghilang dari jangkauannya.
“Vin, kita
mau kemana sih? Kok kita nggak langsung ke markas aja, keburu abis nih
istirahatnya.” Protes Rio
“Diem deh,
Yo. Gue lagi cari... eh, Yo. Liat deh cewek itu, dia Oik yang di taksir Cakka
bukan?” Rio mengikuti pandangan sahabatnya itu.
“Bener, Vin.
Itu Oik.”
Dengan
segera Alvin dan Rio menghampiri kelas Oik, mereka melihat Oik sedang duduk di
bangkunya.
“Hei, Biet.
Ada Oik di dalem? Kita ada perlu sama Oik.” Tanya Rio
“Ada tuh,
bentar gue panggilin. OIKKK... ada yang nyari loe nih.”
Oik berdiri
dari duduknya dan menghampiri Alvin dan Rio.
“Maaf, ka.
Kakak manggil Oik? Sebelumnya maaf ka, ada perlu apa ya?.”
“Iya, kita
sengaja ke sini Cuma mau menyampaikan pesan dari Cakka. Dia mau ngomong sama
loe, penting katanya.”
Kening Oik
berkerut menandakan dia tak mengenal sosok Cakka, tapi dia hanya menganggukan
kepalanya.
“Cakka? Siapa dia yah? Kok tiba-tiba dia mau
ngomong samaaku, apa dia.... no no no, kamu harus berpikir positif Oik.” Batin
Oik
Cakka P.O.V
Aku
melihatnya, peri kecilku. Tapi tunggu, kenapa dia bisa bersama Alvin dan Rio. Aku
yakin ada yang nggak beres, pasti mereka ngelakuin sesuatu tanpa perintah.
“Nih, Kka.
Gue udah bawa Oik, nah sekarang giliran loe yang ngomong sama dia.” Kata Alvin
Tepat sesuai
dugaanku, kenapa mereka bisa berbuat sekonyol ini tanpa perintah. Sial, mereka
pasti sedang tertawa lebar di belakang sana karena sudah membuatku tak berkutik
di hadapan Oik. Aku melihat wajahnya yang sedang menatapku dengan rasa heran,
Oh God apa yang harus aku lakukan? Keringat dingin sudah mengucur di dahiku.
“Loe duduk
deh, Ik. Nggak capek apa berdiri terus.” sekarang posisi Oik di sebelah kakiku,
karena aku duduk di meja di hadapannya.
“Kakak ini
Kak Cakka? Ada perlu apa yah? Maaf, soalnya Oik kan nggak kenal kakak.” Ujarnya
“Sorry, Ik.
Gue nggak tau kalo mereka tiba-tiba manggil loe, tapi ada yang mau gue omongin
sama loe.”
Sial, aku mau apa sama Oik? Sedangkan kata-kata saja aku belum
merangkainya, rasanya lidah ini kelu untuk berbicara.
Aku
menyalakan lagu dari slank pandangan pertama, tapi ku rasa Oik tak paham dengan
apa yang sedang aku lakukan. Dia terlihat bingung. Okeh, kalo gini caranya siap
nggak siap aku harus mengatakannya.
“Ik, aku
suka sama kamu.” Hanya kata itu yang bisa terlontar dari mulutku
“Hah? Kakak
nggak salah? Eh, maksud Oik apa kakak yakin sama apa yang kakak bilang tadi?
Bukannya kenapa-kenapa, tapi kan kita baru aja kenal itu pun karena kakak udah
tau Oik.”
“Iya, kakak
tau. Tapi, kakak bener-bener suka sama kamu de. Kakak Cuma mau ungkapin aja,
jadi gimana?” paksaku
“Aduh gimana
yah, soalnya Oik belum yakin sama kakak. Ya udah, mending kita jalanin aja
dulu. Eh, kak maaf udah bel Oik masuk kelas dulu.”
“Oik, nanti
pulang sekolah kakak ke kelas kamu yah. Kita pulang bareng.” Oik hanya
tersenyum sambil menatapku.
Beberapa
hari kemudian...
Oik P.O.V
Mau
pelantikan aja kaya gini, minta tanda tangan ke senior paduan suara? Yang bener
aja? aku nggak pernah ngelakuin itu. Coba ada yang mau bantu buat dapetin tanda
tangan mereka.
“Hei,
lagi ngapain?” tiba-tiba ada yang duduk di sampingku
“Aduh,
kak Cakka. Bikin de kaget aja deh. Kakak kok ada di sini? Nggak malu di liat
anak-anak?”
“Loh,
emang kenapa? Lagian ngapain malu sih, de kan pacar kakak.” Katanya sambil
mengusap kepalaku.
Kalian
tau, apa yang aku rasain saat ini? aku ngerasa nyaman banget bareng kak Cakka,
walau hubungan kita baru beberapa hari. Tapi aku yakin, kak Cakka sayang sama
aku.
“Ikh,
mulai ngegombal deh. De tuh lagi bete tau nggak? Masa de harus minta tanda
tangan senior padus biar bisa ikut pelantikan. De kan nggak pernah kaya gitu,
malu kak.”
“Hei,
nggak usah cemberut gitu dong. Sini kakak bawa bukunya.”
“Eh,
kakak mau ngapain?”tanyaku curiga
“Udah
deh, kamu tenang aja. Biar kakak yang cari tanda tangannya, nanti pulang
sekolah kamu tunggu kakak di markas. Okeh? Ya udah kakak ke kelas dulu, belajar
yang rajin ya de ku sayang..”
@pulang sekolah
“Hei,
Ik. Nyari Cakka yah? Orangnya masih di kelas tuh, loe duduk aja dulu.”
“Hei,
Dayat. Iya nih nunggu kak Cakka, ya udah gue ke tempat Cakka dulu yah.”
Aku
duduk di kursi yang biasa aku dudukin kalo ngobrol sama Cakka, aku sedikit
beruntung jadi pacar Cakka. Selama beberapa hari jadi pacarnya. Siapapun nggak
ada yang berani usil, aneh sih. Tapi, jujur aku merasa terlindungi. Yah, walau
hanya karena jadi pacar Cakka yang notabene ketua geng yang di kenal sebagian
siswa adalah preman sekolah. Banyak sih yang bilang aku itu aneh, pacaran kok
sama ketua geng. Tapi aku cukup nikmatin peran ini kok, aku nggak mau ambil
pusing omongan orang-orang tentang Cakka. Yang penting happy dan nggak ngeganggu mereka.
BRRRAAAAKKKK....
Aku
liat kak Cakka masuk dan langsung duduk di meja di depanku. Mungkin ada
sebagian orang aneh sama kebiasaan kita, kebiasaan Cakka yang duduk di meja dan
aku duduk di kursi dan saling berhadapan.
“Hei,
kok mukanya kusut gitu?” tanyaku sambil menyangga kepala di pahanya.
“Capek
aja, tugasnya banyak banget. Bikin males sekolah aja.”
“Gak
boleh gitu dong, ka. Kakak harus semangat, masa ketua geng takut sama tugas.”
“Hahaha..
iya deh, kakak bakal semangat. Makasih ya de udah mau jadi semangat kakak.” Gue Cuma bales dengan senyum
“Oh
iya, nih bukunya. Semua udah ada di situ, nggak usah cemberut lagi yah.”
“Kakak
serius? Wah, makasih banget kak. Kakak emang pacar de paling keren.”
“Cuma
makasih doang nih? Pelukannya mana?” katanya usil
Langsung
ku peluk Cakka, aku tau dia itu terkenal sebagai preman sekolah. Tapi siapa tau
dia mau ngelakuin sesuatu buatku? Nggak semuanya preman sekolah itu nggak punya
rasa sayang kan? Buktinya Cakka bisa nunjukin itu semua dengan tindakannya sama
aku, biarpun dia nggak pernah bilang sayang. Tapi, aku yakin, dia nyimpen rasa
sayangnya buatku di hatinya. So, jadi pacar seorang ketua geng di sekolah?
Siapa takut.. hahaha
Tidak ada komentar:
Posting Komentar